Bunda Bijak, Anak Sehat, keluarga bahagia

Monday, November 1, 2010

Tips Memilih Baby Sitter


Bunda Bijak ingin mencari baby sitter yang terbaik buat si kecil?
Memilih baby sitter memang gampang-gampang susah. Ada banyak hal yang perlu dijadikan pertimbangan bagi kita karena mereka harus menjaga buah hati kita. Di bawah ini ada beberapa tips untuk memilih baby sitter, silahkan bunda hayati...!!!

Menurut Tatty Farid, pemilik dan pengelola Yayasan Mitra Ananda (penyalur baby sitter, governess dan perawat lansia) di kawasan Cimanggis, Depok - Jawa Barat, sebelum  merekrut pengasuh anak, ada baiknya calon majikan mengetahui terlebih dulu ragam pekerja yang biasa disalurkan yayasan.

“Jika yang perlu dirawat adalah bayi berusia 0 bulan-5 tahun, berarti Anda harus meng-hire baby sitter. Tugas seorang baby sitter merawat dan menangani keperluan balita asuhannya, termasuk sterilisasi botol susu, mencuci baju bayi, membuat MPASI, mengantar dan mengawasi di preschool. Pendidikan terakhir baby sitter biasanya setara SMP bukan SMU,” jelas Tatty.

Sedangkan jika Kids yang akan diasuh berusia lebih dari 5 tahun, maka yang harus direkrut adalah seorang governess. Jenjang pendidikan calon governess juga lebih tinggi, mutlak setara SMU

 “Hal itu berkaitan dengan tugasnya, yaitu mendidik, merawat, dan mengasuh anak di rumah, serta mengajari cara bergaul. Selain itu mereka perlu memberi pemahaman tentang pelajaran kepada anak seperti yang diajarkan di sekolah. Oleh karenanya mereka dituntut menjalin komunikasi dengan staf pengajar di sekolah anak. Governess juga bertanggung jawab terhadap kesehatan anak yang diasuh. Hal yang terpenting, seorang governess tak boleh dilibatkan dalam kegiatan cuci-mencuci baju atau kegiatan kasar lainnya yang berkaitan dengan keperluan anak,” ulas Tatty.

Sementara untuk asisten rumah tangga, jenjang pendidikan biasanya tidak terlalu masalah, rata-rata lulusan SD hingga SLTP.

“Seharusnya orangtua sangat memahami bahwa seorang asisten rumah tangga tidak seharusnya diberi tugas untuk merawat anak. Selain karena metoda pelatihan saat di asrama berbeda, standarisasinya pun jauh berbeda. Tak heran jika kekerasan terhadap anak atau kelalaian kerap terjadi, karena mereka tak memiliki bekal ilmu yang memadai untuk mengasuh seorang anak, seperti halnya baby sitter maupun governess!,” tegas Tatty.

Satu Baby Sitter, Satu Anak

Selain itu, guna menghindari terlalu lelahnya seorang baby sitter yang dapat memicu kekesalan dan berujung pada kekerasan, idealnya satu orang baby sitter hanya menangani satu orang anak. Hal tersebut diamini oleh Any Reputrawati, Psi., dari Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Soeroyo, Magelang.

Menurur Any, ada pemicu lain terjadinya kekerasan yaitu pengalaman masa lalu yang buruk. Bila individu tersebut pernah menjadi korban penganiayaan dan terpapar oleh kekerasan dalam rumah, bukan tak mungkin ia melakukan hal sama pada anak sendiri atau anak yang diasuhnya. Bisa jadi ini merupakan salah satu bentuk balas dendam atau proses imitasinya.

Untuk anak yang memiliki kebutuhan khusus baik secara fisik atau psikis, kemungkinan besar memicu ketidaksabaran si pengasuh, kemudian pelampiasannya adalah dengan melakukan kekerasan agar anak mau menurut kepadanya. Kekerasan yang menimpa anak, selain membuat cedera fisik juga dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan mental anak.

“Dampaknya anak menjadi trauma, ketakutan, minder, kurang percaya diri, sakit hati, dendam, dan menampilkan perilaku menyimpang di kemudian hari,” ungkap Any.

Selain itu, hal yang sangat menakutkan adalah saat anak korban kekerasan tersebut beranjak dewasa, maka akan muncul kecenderungan mereka akan menerapkan hal sama sebagaimana dialaminya di masa kecil.

Seperti Apa Baby Sitter yang Ideal?
Berdasarkan pengalamannya selama 15 tahun mengelola yayasan, Tatty Farid membocorkan beberapa persyaratan ideal yang harus dipenuhi calon baby sitter. Melalui tinjauan psikologis, Any Reputrawati, Psi, inilah beberpa fakta yang patut diperhatikan:

1. Usia

Mengurus anak balita bukanlah hal mudah, dibutuhkan kedewasaan berpikir dan bersikap dalam menerjemahkan setiap keinginan dan perilaku anak. “Merujuk pada hal itu, saya sendiri biasa merekrut calon baby sitter yang usianya 17 tahun ke atas dan telah memiliki KTP. Secara logika, rasanya enggak mungkin ya anak di bawah 17 tahun kita percayakan menjaga dan mengurusi anak balita. Rasa tanggung jawabnya, kesabarannya belum dapat diandalkan. Anak remaja keinginan untuk main-mainnya masih tinggi, bagaimana mereka bisa bekerja dengan benar?,” beber Tatty.

2. Penampilan Luar

Kebersihan dan kerapian bisa dinilai dari penampilan luar seseorang. Misalnya berpakaian rapi, berkuku bersih, rambut tersisir rapi dan tak berketombe, kulit bersih, tidak bau badan atau bau mulut. Sekaligus bersih dan rapi merawat anak. Misal selalu membersihkan alat kelamin si kecil setelah ngompol dan setelahnya mencuci tangan.

3. Kesehatan

Kesehatan calon baby sitter sangat penting, baik fisik maupun mental. Jangan segan melakukan pemeriksaan kesehatan dari calon babysitter
4. Ceria, Sabar dan Jujur

Baby sitter yang ceria akan berdampak pada si kecil. Lebih bagus bila ia memiliki rasa humor, sehingga bisa memberi suasana gembira pada anak. Kesabaran juga salah satu modal utama dalam pengasuhan anak. Sabar tidak diartikan sebagai tidak boleh marah. Seorang babysitter boleh saja memberitahu atau menegur anak bila melakukan kenakalan, tapi tidak dengan intonasi suara tinggi apalagi kata-kata kasar. Kejujuran juga mutlak diperlukan.

5. Punya Pengetahuan Dasar

- Baby sitter wajib mengetahui gejala penyakit yang pada umumnya diderita anak, dan mampu mengatasinya pada gejala awal. Ia perlu tahu pencegahan suatu penyakit. Misalnya, selalu mensterilkan peralatan minum dan makan anak serta menjaga kebersihan dan keamanan lingkungan bermain si anak. Misalnya menjauhkan benda-benda tajam atau benda mengandung bahan kimia berbahaya dari jangkauan si kecil.

- Hendaknya dibekali pengetahuan dasar psikologi perkembangan anak. “Jadi mereka bisa memahami perkembangan anak, minimal tahu bayi harus banyak diajak bicara sebagai stimulus, anak butuh bermain dengan permainan yang merangsang kemampuan motoriknya. Termasuk tipe anak, misalnya ceria, pemalu, terbuka, tertutup, melankolis, pemberani, penakut, dimana perlakuannya pun tak bisa disamakan,” jelas Any.

- Pengetahuan dasar bahasa Inggris menjadi salah satu tuntutan yang mau tak mau harus dipenuhi. Kemampuan anak bisa luntur jika tak diasah setiap hari dengan bantuan baby sitter.

6. Bisa Mendongeng dan Bernyanyi

Minimal baby sitter bisa membacakan cerita untuk anak, sehingga bisa mengisi waktu bermain dengan mendongeng. “Tapi ingatlah, Moms and Dads tetap bertanggung-jawab memilih jenis cerita yang tepat bagi anak. Jangan sampai si baby sitter menceritakan hal-hal negatif!,” tegas Any.

Sedangkan kemampuan bernyayi wajib dimiliki karena menyanyi adalah satu kegiatan yang disukai anak. Lebih bagus jika baby sitter menguasai beragam lagu anak-anak, kendati tak bersuara merdu. Memiliki kreativitas yang tinggi serta memiliki segudang akal untuk mengatasi kerewelan yang sering ditimbulkan anak kecil. Misalnya ketika mogok makan, ia mampu membuat suasana makan menyenangkan. Yang penting, jangan membujuk anak kecil dengan cara menakut-nakuti!

Trik Mewawancarai Calon Baby Sitter
1. Bunda perlu tahu identitasnya secara lengkap, misalnya nama, umur, pendidikan, asal, dan kerabatnya yang bisa dihubungi. Catatlah, hal tersebut untuk mengantisipasi bila sewaktu-waktu terjadi hal yang tidak diinginkan.

2. Tanyakan pengalaman kerjanya selama ini. Mintalah ia bercerita secara detil, misal mengasuh anak usia berapa bulan, berapa lama ia bekerja di sana, dan mengapa ia keluar dari tempat kerjanya.

3. Galilah kemampuannya dengan cara melemparkan pertanyaan sesuai yang Anda butuhkan. Contoh: apa yang akan dilakukan olehnya jika si anak tiba-tiba panas? Mintalah ia mempraktekkan bagaimana mengukur suhu tubuh si kecil.

4. Galilah kepribadiannya, karena terkadang dari wajah dan penampilan, kita bisa menilai kepribadian seseorang. Tapi untuk lebih yakin, ujilah dengan cara mengajaknya bicara lebih banyak. Dari sana Bunda bisa tahu apakah dia cukup sabar atau gampang marah, lembut atau kasar, doyan bicara atau pendiam, dan sebagainya.

5. Buatlah masa percobaan terlebih dulu sebelum Bunda benar-benar menerima baby sitter bekerja di rumah.

6. Pilihlah baby sitter dari yayasan yang memiliki izin Depnaker, lebih baik lagi jika yayasan tersebut tergabung dalam asosiasi pramubalita, sehingga ilmu-ilmu yang diajarkan lebih lengkap dan up to date.

Semoga tisp ini bisa membantu bunda bijak dalam memilih baby sitter yang terbaik buat si kecil
(Okezone)

Stumble
Delicious
Technorati
Twitter
Facebook

0 Comments:

Post a Comment

 

Bunda Bijak Copyright © 2010 LKart Theme is Designed by Lasantha